Entri Populer

Selasa, 03 Mei 2016

ESKATOLOGI AGAMA KRISTEN BAB I

Pengertian Eskatologi


Kata Eskatologi berasal dari bahasa Yunani : eskhatos yang berarti akhir zaman, yang hampir sama dengan bahasa Inggris "escalate" (terangkat) dan digunakan dalam istilah Theologi untuk menunjuk masa"pengangkatan orang kudus" pada akhir jaman. Lima kali dalam Injil Yohanes, Yesus menggunakan kata ini dalam hubungan dengan kebangkitan orang-orang benar yang telah meninggal: "... Aku akan membangkitkannya pada akhir zaman" (6:39,40,44,54; 11:24). Dalam konteks ini, "eschatos" menunjuk pada saat KedatanganNya Kedua kali ke dunia. "... pada waktu bunyi nafiri yang terakhir ... orang-orang mati akan dibangkitkan dalam keadaan yang tak dapat binasa dan kita semua akan diubah" (1 Kor 15:52). "Maka Tuhan sendiri akan turun dari Sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit" (1 Tes 4:16). Dalam konteks yang lebih luas, berarti "hari-hari terakhir" dimulai pada saat Pentakosta pada tahun 33 Masehi. Banyak orang yakin bahwa "hari-hari terakhir" akan berakhir saat Yesus datang kembali ke dunia. Jadi Eskatologi adalah ilmu teologi yang berbicara tentang hal-hal yang bertalian dengan akhir zaman.
 
BAB I
PENAFSIRAN NUBUATAN

            Nubuatan merupakan bagian yang amat penting dari firman Allah. Meskipun demikian, sikap atau tanggapan terhadap bagian firman Allah ini agak beragam, setidaknya bisa dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama adalah mereka yang tidak peduli terhadap nubuatan. Alasan ketidak pedulian ini cukup beragam: ada yang disebabkan persepsi bahwa bagian firman ini sulit dipahami,ada yang karena enggan bekerja keras untuk memahaminya, dan ada juga yang tidak peduli karena trauma penagalaman-pengalkaman pahit di amsa yang lalu.
            Kelompok kedua adalah mereka yang beranggapan bahwa studi atau penafsiran terhadap nubuatan hanyalah untuk konsumsi para intelektualatau hanya mampu dipahami oleh para sarjanan saja. Mereka merasa bahwa studi terhadap nubuatan bukan untuk semua orang Kristen. Sikap kelompok kedua ini berlawanan dengan sikap mereka dalam kelompok pertama.
            Kelompok ketiga adalah merekayang berusaha sebaik mungkin mempelajari nubuatan Alkitab, dan menjadikan berarti bagi hidup orang-orang beriman. Nubuatan tidak dipandang sebagai ilmu yang tinggi belaka, sehingga sulit dipelajari. Kelompok ini merasa bahwa topic tentang nubuatan mesti mendapat porsi yang seharusnya, wajib diajarkan kepada umat dengan cara sederhana, jelas dan tuntas, agar umat dapat memahami topic nubuatan dengan benar. Kelompok ketiga ini mengambil sikap lebih maju disbanding dua kelompok sebelumnya. Studi terhadap nubuatan memang tidak gampang, namun tidak harus disikapi dengan ketidak pedulian atau menyerajkan hanya kepada kalangan intelektual saja. Penafsiran terhadap nubuatan amat penting, dan bila dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah penafsiran yang benar, pasti akan mendapat hasil penafsiran yang benar pula. Bagian ini mengemuakakan pentingnya mempelaajari nubuatan Alkitab, dan hukum-hukum utama dalam penafsiran nubuatan.

PENTINGNYA MEMPELAJARI NUBUATAN ALKITAB
            Mempelajari nubuatan Alkitab merupakan suatu keharusan. Sekurang-kurangya ada 10 alasan mengapa studi terhadap nubuatan Alkitab sangat penting untuk dibahas, meskipun berarti diperlukan kerja kras dipihal pelajar eskatologi Alkitabiah.


PORSI NUBUATAN DALAM ALKITAB BESAR
            DALAM Perjanjian Lama (PL) terdapat 4 kitab Nabi-nabi Besar dan 12 kitab Nabi-nabi kecil. Berbicara tentang nubuatan ada yang berpendapat bahwa kitab Yunus dan Kidung Agung termasuk dalam kitab-kitab yang besifar nubuatan juga. Sementara itu dalam Perjanjian Baru (PB) nubuatan terdapat hampir dalam semua kitab-kitab, terutama dalam kitab Wahyu yang merupakan kitab nubuatan pada waktu dituliskan. Jadi dapatlah dikatakan bahwa seperempat atau dua puluh lima persen dari isi Alkitab bersifat nubuatan. Yang unik ialah kenyataan bahwa 70 %dari semua nubuatan sudah digenapi. Jadi patut dipercayai bahwa data 30% yang sisa pasti akan digenapi.
            Namun demikian, sungguh disayangkan karena kebanyakan orang Kristen hanya puas dengan mempelajari tujuh puluh lima persen saja dari isi Alkitab. Bukankan firman Tuhan Allah berkata: “Segala tulisan yang diilhamkan (atau dinafaskan) Allah, memang bermanfaat untuk mengajar” (2 Tim. 3:16). Jadi sikap yang benar dan wajib bagi setiap orang prcaya adalah mempelajari Alkitab secara menyeluruh, termasuk nubuatan.


PERINTAH TUHAN
            Berikut ini adalah ayat ayat yang berisi pesan imperative untuk mempelajari Alkitab yang banyak berisi nubuata. Pertama adalah Yohanes 5:39:
Kamu menyelidiki kitab-kitab suci, sebab kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun kitab-kitab suci itu member kesaksian tentang Aku” (Yoh. 5:39)
            Ayat ini merupakan pernyataan Tuhan Yesus yang berhubungan dengan nubuatan tentang diri-Nya.
            Kedua terdapat pada kesan Rasul Paulus kepada Timotius di dalam 2 Timotius 3:14-15:
“Tetapi hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang engkau terima dam engkau yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu. Ingatlah jugua bahwa dari kecil engakau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat member hikmat kepadamu dan menuntun engakau kemapada keselamatan oleh iman kepada Yesus. (2 Tim. 3:14-15).
Ayat ini melanjutkan penyelidikan firman Allah yang sebagian di antaranya merupakan nubuatan yang penting.
Ayat ketiga adalah perinta TUHAN kepada Yosua yang dipilih-Nya untuk memimpin Israel masuk ke tanah Perjanjian, yakni Yosua 1:8:
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang trtulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntuk” (Yo. 1:8)
Perintah-nya adalah perintah untuk menekuni firman Allah termasuk juga nebuatan-nubuatan (band. 2 Pet. 1:19):
“Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” (Why. 1:3)
Umat Allah tidak dapat mengabaikan nubuatan-nubi\uatab Alkitab tanpa kehilangan berkat-berkat Allah yang dijanjikan untuk mereka.
Iman Pada Alkitab dikukuhkan.
            Pemahaman yang benar terhadap nubuatan Alkitab akan menetapkan iman orang percaya kepada firman Allah. Dalam Ulangan 18:20-22:
“Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati. Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: bagaimanakan kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan Tuhan? Apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN; dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkayaan yang tidak difirmankan Tuhan; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gemetar kepadanya.”
            Ulangan 18:20-22 ini memberikan criteria bagaimana menentukan apakah seorang nabi itu adalah nabi yang benar atau nabi palsu. Kriterianya adalah apakah terjadi penggenapan atas setiap ucapannya atau nubuatan yang dikatakannya akurat.
            Apanila nubuat-nubuatan firman Allah dipelajari, maka anak Tuhan akan turut kagum bersama-sama jutaan manusia lainnya menyaksikan bahwa nubuatan Alkitab itu sudah digenapi, secara akurat. Nubuatan dalam kitab Hosea dan Mazmur 22 merupakan contoh untuk menunjukkan bahwa suatu nubuatan berasal dari Allah.

HOSEA 3:4-5
“Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala, dan tiada efod dan terfim. Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN Allah mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gemetar kepada TUHAN dan kepada kebaikan_Nya pada hari-hari yang terakhir” (Hos. 3:4-4, baca juga 10:1-8).

            Ternyata sesudah nubuatan ini, Israel tidak mempunyai raja atau pemimpin selama bertahun-tahun, tiada korban atau imam sejak tahun 70 M, tidak ada penyembahan berhala sejak penawanan di Babel. Sungguh luar biasa, nubuatan itu digenapi, sehingga Hose layak disebut nabi, karena perkataannya tepat dan akurat.
            Contoh kedua adalah Mazmur 22. Di dalam bagian firman Tuhan ini tertera secara rinci hal-hal yang akan terjadi dalam peristiwa penyaliban, seoalah-olah pemazmur benar-benar berada dalam peristiwa itu, meskipun nubuat itu disampaikan satu millennium sebelum terjadinya peristiwa itu. Tidak dapat diragukan lagi bahwa nubuatan memberikan kenyataan yang actual mengenai kebenaran dan kekuasaan Alkitab.

BUKTI KEBENARAN PENAFSIRAN LITERAL (NORMAL)
            Penyelidika terhadap nubuatan Alkitab penting karena membuktikan kebenaran metode penafsiran literal atau normal, yaitu metode penafsiran yang paling relevan untuk memahami firman Allah, khususnya bagian-bagian nubuatan. Penggenapan banyak nubuatan seperti terlihat pada obsevasi di atas membuktikan kebenaran metode penafsiran literal, yaitu suatu metode penafsiran yang mengartikan maksud suatu teks secara normal atau wajar. Sebagai contoh: “Wajah kedua orang itu, seperti pinang dibelah dua.” Arti literalnya dari peribahasa ini bukanlah wajah keduanya sama dengan buah pinang yang dibelah, tetapi artinya adalah wajah keduanya mirip sehingga sulit dibedakan. Ternyata arti kata-kata firman Allah persis sama sebagaaiamana dikatakan. Kata-kata tersebut tak usah diputarbalikkan untuk mencari arti yang tersebunyi di balik kata-kata itu. Tak perlu ditafsirkan secara alegori.
            Alkitab, memang buku luar biasa tetapi ditulis bagi orang-orang biasa dengan tujuan agar artinya bida dengan mudah dipahami, dan dapat dimengeti dari konteks yang tentunya tidak bertentangan dengan maksud normal dari keseluruhan nasnya.
            Penggenapan nubuat dalam kitab Zakaria merupakan salah satu contoh kebenaran penafsiran literal untuk nubuatan Alkitab. Di dalam Zakharia 9:9 tertulis:
“Bersorak-soraklah dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem! Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.(Za. 9:9)

Terbukti dalam nubuatan ini digenapi secara literal oleh Tuhan Yesus dalam Matius 21:5:
"Katakanlah kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." (Mat. 21:5).

            Contoh lain, di dalam Amos 1:10 dinubuatkan tentang kota tirus yang habis ditelan oleh api api, dan ternyata kota Tirus benar-benar dibakar habis. Juga nuuatan bahwa Tuhan Yesus akan bangkit pada hari ketiga, dan hal itu terbukti bahwa Tuhan Yesus memang bangkit pada hari yang ketiga (Lih. Hos. 6:2 band. Mat. 16:21; 28:1-10).
            Karena begitu banyak bukti bahwa nubuatan-nubuatan itu telah dipenuhi secara tepat, maka patutlah dipercayai bahwa nubuatan-nubuatan tentang masa depanpun pasti akan digenapi secara literal. Hal ini memberikan kepastian bahwa Alkitab harus ditafsirkan secara literal atau normal.

PERSPETIF ILAHI TENTANG SEJARAH DUNIA TERUNGKAP
            Studi terhadap nubuatan alkitabiah penting karena pasti membantu umat Tuhan untuk mengetahui perspektif Allah tentang sejarah dunia secara komprehensif. Perspektif nubuatan alkitabiah dapat membantu melihat sejarah dan kaitan-kaitannya dengan peristiwa yang ada di dalamnya secara tepat. Fakta sejarah juga menunjukkan, bahwa ada suatu tujuan dan rencana di balik semua kejadian-kejadian sejarah (theological view), sebab pada hakekatnya segala sesuatu boleh tertjadi atas seijin Allah (permissive will), meskipun tidak semua prakara yang berlaku, telah berlaku dibawah pimpinan Allah (directly purpose). Setan memang penguasaatau penghuni bumi ini, namun Allah masih tetap pemiliknya, karena Allah tidak pernah menyerahkan bumi ini kepada Setan. Misalnya nubuatan yang menunjukkan mengapa bangsa-bangsa bangkit dan jatuh dan mengapa manusia telah tertekan oleh gelombang kemerosotan moral, seperti yang dikatakan Daniel:
Titah ini adalah menurut putusan para penjaga dan hal ini menurut perkataan orang-orang kudus, supaya orang-orang yang hidup tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu. (Dan. 4:17

            Hal ini berarti bahwa yang menetukan dan menempatkan para penguasa atau pemerintah atas pemerintahan suatu bangsa adalah Allah sendiri. Dia sajalah yang berdaulat atas kerajaan manusia. Apabila ada penguasa dunia yang sombong yang tidak mengakui akan kuasa dan kedaulatan Allah atas diri-Nya, maka pemerintahannya akan jatuh seperti yang pernah dialami oleh raja Nebukadnezar (Dan. 4:25).

PERSPEKTIF SEJARAH ZAMAN TERJABAR
            Pemahaman nubuatan yang Alkitabiah akan memberikan perspektif yang benar tentang sejarah zaman ini. Pertanyaan-pertanyaan yang rumit tentang zaman ini sudah terlebih dahulu dinubuatkan dalam Alkitab yaitu seperti dalam Matius 13, 1 Timotius 4, 2Petrus 2-3, dan Wahyu 2-3. Nas tersebut di atas dapat menjawab mengapa arah zaman ini bergerak seperti seperti sekarang ini. Disamping itu kemurtadan dunia kekristenan maupun bangkitnya guru-guru palzu, juga telah dinubuatkan secara tegas jauh sebelumnya. Rasul Paulus menulis kepada Timotius dalam suratnya yang kedua dalam 2 Timotius 3:1-9, bahwa zaman ini akan dipenuhi dengan perkembangan pendekatan hidup duniawi (Kafir), kenakalan kaum muda, hidup keagamaan yang hampa, dan banyak orang tidak ppernah dapat mengenal kebenaran. Bagi orang beriman studi terhadap nubuatan akan menolong mereka untuk menyusun dasar yang sehat bagi tujuan dan perjalanan hidup mereka.

PERSPEKTIF AKHIR ZAMAN TERUNGKAP
            Pemahaman nubuatan akan memberikan perspetif Ilahi tentang perkara-perkara akhir zaman. Pelajaran dari apek ini adalah agar umat Allah memiliki pandangan hidup yang simbang dan sikap yang benar terhadap hidup ini. Hal yang melanda hidup manusia dalam zaman ini adalah adanya dua sikap, yaitu pesimistik dan optimistic. Menjadi pesimis terhadap perkembangan moral dan spiritual yang semakin merosot (2 Tim. 2:13) dan terhadap usaaha pembangunan organisasi-organisasi gerejawi yang hampa akan persatuan Roh. Mereka pesimis karena sadar bahwa sekali waktu Antikristus akan datang dan dengan kedurhakaannya akan mengarahkan semua penyembah keagamaan bagi dirinya sendiri (2 Tim. 2:24).
            Betapa rindunya umat manusia untuk mengusahakan perdamaian dunia, tetapi bahwa perdamaian sejati tidak akan pernah datang ke dunia ini sampai Raja Damai itu sendiri yang datang memerintah atas bumi. Tetapi seorang beriman akan optimis karena mengetahui dari nubuatan bahwa mereka pasti akan menikmati akhir yang menyenangkan. Setan musuh bebuyutannya akan diikat, dan akan dihukum Allah (Why. 20:2) dan Tuhan yang telah disalib, mati dan bangkit akan memerintah sebagai Raja Damai (Why. 20:4-6).
            Dengan mempelajari hal-hal yang akan datang dalam Alkitab, akan mendorong orang beriman aktif melakukan penginjilan sedunia, karena adanya kesadaran akan hukuman yang dahsyat menanti orang yang tanpa Kristus (Why. 21:4). Orang beriman juga akan memperhatikan kesucian hidupnya karena akan adanya pengadilan Kristus.
“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”(2 Kor. 5:10). Dan mereka juga disadarkan bahwa: “Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yoh. 2:17).

SENTUHAN AKHIR TEOLOGI BIBIKA
Pemahaman tentang nubuatan adalah merupakan sentuhan akhir (Finishing Touch) dari setiap doktrin Alkitab, sebab semua doktrin Alkitab hanya bisa dimengerti apabila disoroti dari nubuatan. Misalnya seperti doktrin Setan (Satanology) akan member pengertian bahwa akan dihancurkan, sebab penghancuran setan berhubungan erat dengan keadaan orang beriman kelak yang akan menerima kemuliaan dan memerintah bersama Kristus, melayani serta berbakti kepada-Nya.
            Sementara itu doktrin tentang dosa (hamartology) menjelaskan tentang akhir dari dosa. Beerdasarkan nubuatan, kutuk dan akibat yang menimpa binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan dan sebagaiinya, akan ditiadakan.
            Konep gereja (ecclesiology) yang memperlihatkan bahwa masa depan penuh bahagia dan penuh pengharapan akan terjadi pada waktu gereja dianggkat sebagai mempelai perempuan tak bercacat, diubahkan dan diberikan tubuh baru dan akan tinggal bersama Tuhan selama-lamanya.
            Pemahaman Alkitab akan lengkap apabila disertai dengan studi tentangf nubuatan. Hal ini sungguh akan menyegarkan dan memuaskan apabila umat Allah mengetahui akhir dari segala sesuatu.

KEHIDUPAN ORANG BERIMAN TERARAH
            Penyelidikan tentang nubuatan Alkitab penting, karena akan membantu kita mengerti orang-orang Yahudi (Israel) dan tempat nereka dalam sejarah dunia. Kita akan mengerti, mengapa orang-orang Yahudi yang menjadi monument nubuatan Allah disiksa oleh berbagai bangsa seperti Mesir, Syria, Babel, Persia, Yunani, Roma dan bahkan berserakan disemenanjung Balkan dan kini bersitegang dengan Negara-negara Islam. Mereka tersebar dan dianiaya, namun tidak punah dan tidak pula melebur ke dalam bangsa lain hingga pengembalian mereka ke Palestina akhir-akhir ini.
            Beberapa ayat penting di bawah ini memberikan gambaran tentang nubuatan atas nasib bangsa Israel, seperti yang terdapat dalam ayat-ayat berikut ini.
            Ulangan 28:64-66 sanagat jelas memberikan deskripsi tentang kondisi penderitaan orang-orang Yahudi ditempat pembuangan.
TUHAN akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung bumi ke ujung bumi; di sanalah engkau akan beribadah kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu, yakni kepada kayu dan batu. 28:65 Engkau tidak akan mendapat ketenteraman di antara bangsa-bangsa itu dan tidak akan ada tempat berjejak bagi telapak kakimu; TUHAN akan memberikan di sana kepadamu hati yang gelisah, mata yang penuh rindu dan jiwa yang merana. 28:66 Hidupmu akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut dan kuatir akan hidupmu”. (Ul. 28:64-66).

            Kejadian 27:29 dibawah ini memberikan tanggapan tau respon positif atau negate dari setiap orang atau bangsa terhadap bangsa Israel.
“Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah ia." (Kej. 27:29)

            Didalam Yehezkiel 11:17 Allah memberikan nubuatan tentang nasib Israel yang berbunyi:
Aku akan menghimpunkan kamu dari bangsa-bangsa dan mengumpulkan kamu dari negeri-negeri di mana kamu berserak, dan Aku akan memberikan kamu tanah Israel.

            2 Korintus 14-16, menubuatkan tentang kebutaan Israel terhadap Injil Yesus Kristus, sehingga penginjilan kurang berhasil terhadap mereka.
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya. 3:15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. 3:16 Tetapi apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. (2 Kor. 3:14-16)

Nas Roma 11:25-25 juga menjelaskan tentang pelepasan dari kebuataan rohani Israel, namun demikian Rasul Paulus menasehatkan agar mereka menganggap dirinya pandai.
“saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah masuk. 11:26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala kefasikan dari pada Yakub. (Rm. 11:25-26)

            Nubuat dari zakharia di bawah nini menyatakan tentang masa pertobatan Israel:
"Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.”(Zak. 12:10)

            Orientasi hidup yang benar hanya bisa dimiliki oleh orang percaya yang mengetahui orientasi Ilahi dalam sejarah manusia. Dan ini hanya bisa diperoleh dengan jalan memahami nubuatan-nubuatan Alkitab yang akan menumbuhkan ketaatan yang sungguh kepada Allah; serta memberikan perspetif Ilahi tentang masa lampau, masa kini dan masa depan; juga memelihara keseimbangan pengertian terhadap firman Allah; dan mengetahui bagaimana sepatutnya seseorang percaya berdoa. Lihat Chart ke-1 (perkembangan sejarah Nubuatan) untuk lebih menjelaskan konsep ini.

HUKUM-HUKUM UTAMA
            Bagian ini merupakan kelanjutan dari alasan keempat tentang pentingnya kita mempelajari nubuatan. Bagian ini sengaja dibahas secara khusus sebagai penjelasan bagi golongan yang menolak metode intpretasi (penafsiran) literal sebagai metode yang akurat untuk memahami teks-teks tentang nubuatan. Mereka ingin menganut suatu pendekatan penafsiran yang disebut sebagai penafsiran Alegori atau spiritual, suatu metode penafsiran yang tidak memperhatikan kebenaran normal, melainkan segalanya dipandang sebagai penyataan figurative atau kiasan belaka. Itulah sebabnya mereka selalu merohanikan segala pernyataan nubuatan dala Alkitab.
            Hukum-hukum utama yang harus digunakan dalam menafsirkan nubuatan adalah sebagai berikut.

Penafsiran Literal
            Metode pennafsiran literal perlu diterapkan guna mengantisipasi adanya usaha secara halus untuk mengabaikan teks Alkitab dengan tujuan menelaraskan Alkitab dengan praduga penafsir. Metode penafsiran literal merupakan hasil pengamatan terhadap cara Allah menyatakan dan menggenapi wahyu-Nya, yakni langsung dan sesuai dengan apa kata teks Alkitab. Perjanjian Bari tidak mengenal cara lain dalam menggenapi nubuatan Perjanjian Lama kecuali cara literal. Berdasarkan pola penggenapan nubuatan yang sudah terjadi itu, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa itu juga bakal menjadi pola penggenapan nubuatan yang belum digenapi. Dengan demikian harus dikatakan bahwa pola yang dpilih Allah untuk menyatakan dan menggenapi nubuatan-Nya. Dengan kata lain penafsiran literal adalah penafsiran yang mengikuti pola penafsiran nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Lama yang telah digenapi oleh Perjanjian Baru.

Harmoni Dengan Nubuatan Lain
            Rasul Petrus menegaskan hal ini ddalam suratnya yang kedua dalam 2 Petrus 1:20-21 yang mengatakan bahwa tiada nubuatan yang ditafsirkan secaara tersendiri dan nubuatan harus ditafsirkan sesuai dengan program ilahi. Tafsiran haruslah mempertimbangkan porsi-porsi nubuatan yang lain secara menyeluruh, karena tiap nubuatan adalah sebagian dari skema nubuatan menyeluruh. Dengan demikian satu nubuatan menerangi nubuatan yang lain. Sebab tidak ada nubuatan yang berdiri sendiri.

Perspetif Dari Nubuatan
            Meskipun nampaknya ada beberapa nubuatan tersendiri, misalnya seringkali secara menunjukkan pada suatu penglihatan besar, sehingga harus dikelompokkan dalam satu visi besar. Misalnya terlihat dalam nubuatan-nubuatan yang berhubungan dengan penawanan di Babel, peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan hari Tuhan, pengembalian dari Babel, penyebaran (diaspora) Israel, pengumpulan di amsa datang dari seluruh penjuru dunia.

Unsur Waktu
Peristiwa-peristiwa yang barangkali terpisah waktu penggenapannya bisa disatukan ke dalam satu nubuatan. Misalnya kedatangan Kristus pertama kali (KKPK) dan kedatangan Kristus Kedua Kali (KKKK) seringkali dinubuatkan bersama-sama meskipun ternyata ada dua bagian yang terpisah jauh. Kedua peristiwa itu ditempatkan sebagai saling mendampingi (side by side) namun ternyata keduanya digenapi secara berjauhan.

Keterputusan Pada Kristus
            Berita-berita nubuatan memusatkan diri pada pribadi dan perbuatan Yesus Kristus, seperti yang Alkitab katakana dalam 1 Petrus 1:10-11:
“Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu. 1:11 Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.”
Sedangkan Whyu 19:10 menyatakan:
“Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian! Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh nubuat."

Perspektif Sejarah
            Latar belakang nabi dan nubuatan haruslah diperhatikan sebelum seseorang mengadakan penafsiran. Ini permulaan usaha guna mengartikan sebuah nubuatan. Nama orang, peta, adat atau kultur, binatang dan tumbuh-tumbuhan haruslah diperhatikan juga.

Aspek Gramatika
            Analisis gramatika ini penting dilakukan dalam menafsirkan suatu nubuatan, karena kalimat-kalimat yang terdapat dalam nubuatan tersebut biasanya ditulis menurut hukum tata bahasa dan struktur tertentu dari si penulis kitab dalam Alkitab. Penafsiran dengan analisis gramatika ini harus dilakukan supaya tidak kehilangan arti yang sebenarnya.

The Law Of Double Reference
            Prinsip ini berarti bahwa dua peristiwa yang kejadiaanya terpisa oleh waktu yang jauh bisa dinyatakan dalam sebuah nubuatan. Ini terjadi karena seorang nabi memiliki pesan untuk orang pada masanya, dan sekaligus pesan di masa depan. Prinsip ini juga memperlihatkan bahwa peristiwa pertama menjadi jaminan bahwa peristiwa lainnya pasti terjadi.

Bersifat Konsisten
            Suatu metode haruslah digunakan secara konsisten dalam penafsiran nubuatan. Sebab kesalahan akan terjadi apabila ada percampuran metode penafsiran.
            Bila metode literal atau normal digunakan, penafsiran harus konsisten menggunakan metode tersebut. Suatu kenyataan yang bersifat lambang biasanya telah diartikan sendiri oleh Alkitab. Kata “buah” misalnya dalam Filipi 1:21-22 yang digunakan oleh rasul Paulus, bila dicari arti normalnya (literal) dalam surat-surat Paulus akan berarti:
1                    Karakter yang indah (Gal. 5:22-23)
2                    Karya Terbaik (Kol. 1:10)
3                    Kekayaan hasil usaha (Fil. 4:19)
4                    Keselamatan Jiwa-jiwa Sesat (Rm. 1:134)
5                    Kepujian dari mulut orang tebusan (Ibr. 13:15-terjemahan bahasa Inggris the fruits of your lips)
Seorang penafsir, pengkhotbah, dan pengajar Firman Allah yang mengerti bahwa Firman Aallah yang dinafaskan Allah (2 Tim. 3:16) adalah termasuk pula dalam menafsirkan nubuatan yang merupakan dua puluh lima persen (25%) dari seluruh isi Alkitab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar