Pengertian Eskatologi
Kata Eskatologi berasal dari bahasa Yunani : eskhatos
yang berarti akhir zaman, yang hampir sama dengan bahasa Inggris
"escalate" (terangkat) dan digunakan dalam istilah Theologi untuk
menunjuk masa"pengangkatan orang kudus" pada akhir jaman. Lima kali
dalam Injil Yohanes, Yesus menggunakan kata ini dalam hubungan dengan
kebangkitan orang-orang benar yang telah meninggal: "... Aku akan
membangkitkannya pada akhir zaman" (6:39,40,44,54; 11:24). Dalam konteks
ini, "eschatos" menunjuk pada saat KedatanganNya Kedua kali ke dunia.
"... pada waktu bunyi nafiri yang terakhir ... orang-orang mati akan
dibangkitkan dalam keadaan yang tak dapat binasa dan kita semua akan
diubah" (1 Kor 15:52). "Maka Tuhan sendiri akan turun dari Sorga dan
mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit" (1 Tes 4:16).
Dalam konteks yang lebih luas, berarti "hari-hari terakhir" dimulai pada
saat Pentakosta pada tahun 33 Masehi. Banyak orang yakin bahwa
"hari-hari terakhir" akan berakhir saat Yesus datang kembali ke dunia.
Jadi Eskatologi adalah ilmu teologi yang berbicara tentang hal-hal yang
bertalian dengan akhir zaman.
BAB I
PENAFSIRAN
NUBUATAN
Nubuatan merupakan bagian yang amat
penting dari firman Allah. Meskipun demikian, sikap atau tanggapan terhadap
bagian firman Allah ini agak beragam, setidaknya bisa dibagi menjadi tiga
kelompok. Pertama adalah mereka yang tidak peduli terhadap nubuatan. Alasan
ketidak pedulian ini cukup beragam: ada yang disebabkan persepsi bahwa bagian
firman ini sulit dipahami,ada yang karena enggan bekerja keras untuk
memahaminya, dan ada juga yang tidak peduli karena trauma penagalaman-pengalkaman
pahit di amsa yang lalu.
Kelompok kedua adalah mereka yang
beranggapan bahwa studi atau penafsiran terhadap nubuatan hanyalah untuk
konsumsi para intelektualatau hanya mampu dipahami oleh para sarjanan saja.
Mereka merasa bahwa studi terhadap nubuatan bukan untuk semua orang Kristen.
Sikap kelompok kedua ini berlawanan dengan sikap mereka dalam kelompok pertama.
Kelompok ketiga adalah merekayang
berusaha sebaik mungkin mempelajari nubuatan Alkitab, dan menjadikan berarti
bagi hidup orang-orang beriman. Nubuatan tidak dipandang sebagai ilmu yang
tinggi belaka, sehingga sulit dipelajari. Kelompok ini merasa bahwa topic
tentang nubuatan mesti mendapat porsi yang seharusnya, wajib diajarkan kepada
umat dengan cara sederhana, jelas dan tuntas, agar umat dapat memahami topic
nubuatan dengan benar. Kelompok ketiga ini mengambil sikap lebih maju
disbanding dua kelompok sebelumnya. Studi terhadap nubuatan memang tidak
gampang, namun tidak harus disikapi dengan ketidak pedulian atau menyerajkan
hanya kepada kalangan intelektual saja. Penafsiran terhadap nubuatan amat
penting, dan bila dilakukan dengan menggunakan kaidah-kaidah penafsiran yang
benar, pasti akan mendapat hasil penafsiran yang benar pula. Bagian ini
mengemuakakan pentingnya mempelaajari nubuatan Alkitab, dan hukum-hukum utama
dalam penafsiran nubuatan.
PENTINGNYA
MEMPELAJARI NUBUATAN ALKITAB
Mempelajari nubuatan Alkitab
merupakan suatu keharusan. Sekurang-kurangya ada 10 alasan mengapa studi
terhadap nubuatan Alkitab sangat penting untuk dibahas, meskipun berarti
diperlukan kerja kras dipihal pelajar eskatologi Alkitabiah.
PORSI NUBUATAN
DALAM ALKITAB BESAR
DALAM Perjanjian Lama (PL) terdapat
4 kitab Nabi-nabi Besar dan 12 kitab Nabi-nabi kecil. Berbicara tentang
nubuatan ada yang berpendapat bahwa kitab Yunus dan Kidung Agung termasuk dalam
kitab-kitab yang besifar nubuatan juga. Sementara itu dalam Perjanjian Baru
(PB) nubuatan terdapat hampir dalam semua kitab-kitab, terutama dalam kitab
Wahyu yang merupakan kitab nubuatan pada waktu dituliskan. Jadi dapatlah
dikatakan bahwa seperempat atau dua puluh lima persen dari isi Alkitab bersifat
nubuatan. Yang unik ialah kenyataan bahwa 70 %dari semua nubuatan sudah
digenapi. Jadi patut dipercayai bahwa data 30% yang sisa pasti akan digenapi.
Namun demikian, sungguh disayangkan
karena kebanyakan orang Kristen hanya puas dengan mempelajari tujuh puluh lima
persen saja dari isi Alkitab. Bukankan firman Tuhan Allah berkata: “Segala tulisan yang diilhamkan (atau
dinafaskan) Allah, memang bermanfaat untuk mengajar” (2 Tim. 3:16). Jadi
sikap yang benar dan wajib bagi setiap orang prcaya adalah mempelajari Alkitab
secara menyeluruh, termasuk nubuatan.
PERINTAH TUHAN
Berikut ini adalah ayat ayat yang
berisi pesan imperative untuk mempelajari Alkitab yang banyak berisi nubuata.
Pertama adalah Yohanes 5:39:
“Kamu menyelidiki kitab-kitab suci, sebab
kamu menyangka bahwa oleh-Nya kamu mempunyai hidup yang kekal, tetapi walaupun
kitab-kitab suci itu member kesaksian tentang Aku” (Yoh. 5:39)
Ayat ini merupakan pernyataan Tuhan
Yesus yang berhubungan dengan nubuatan tentang diri-Nya.
Kedua terdapat pada kesan Rasul
Paulus kepada Timotius di dalam 2 Timotius 3:14-15:
“Tetapi
hendaklah engkau tetap berpegang pada kebenaran yang engkau terima dam engkau
yakini, dengan selalu mengingat orang yang telah mengajarkannya kepadamu.
Ingatlah jugua bahwa dari kecil engakau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat
member hikmat kepadamu dan menuntun engakau kemapada keselamatan oleh iman
kepada Yesus. (2 Tim. 3:14-15).
Ayat ini melanjutkan penyelidikan firman
Allah yang sebagian di antaranya merupakan nubuatan yang penting.
Ayat ketiga adalah perinta TUHAN kepada
Yosua yang dipilih-Nya untuk memimpin Israel masuk ke tanah Perjanjian, yakni
Yosua 1:8:
“Janganlah
engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan
malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang trtulis di
dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntuk” (Yo. 1:8)
Perintah-nya adalah perintah untuk
menekuni firman Allah termasuk juga nebuatan-nubuatan (band. 2 Pet. 1:19):
“Berbahagialah
ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang
menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat” (Why.
1:3)
Umat Allah tidak dapat mengabaikan
nubuatan-nubi\uatab Alkitab tanpa kehilangan berkat-berkat Allah yang
dijanjikan untuk mereka.
Iman
Pada Alkitab dikukuhkan.
Pemahaman yang benar terhadap
nubuatan Alkitab akan menetapkan iman orang percaya kepada firman Allah. Dalam
Ulangan 18:20-22:
“Tetapi seorang
nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak
kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain,
nabi itu harus mati. Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: bagaimanakan
kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan Tuhan? Apabila seorang nabi
berkata demi nama TUHAN; dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai,
maka itulah perkayaan yang tidak difirmankan Tuhan; dengan terlalu berani nabi
itu telah mengatakannya, maka janganlah gemetar kepadanya.”
Ulangan 18:20-22 ini memberikan
criteria bagaimana menentukan apakah seorang nabi itu adalah nabi yang benar
atau nabi palsu. Kriterianya adalah apakah terjadi penggenapan atas setiap ucapannya
atau nubuatan yang dikatakannya akurat.
Apanila nubuat-nubuatan firman Allah
dipelajari, maka anak Tuhan akan turut kagum bersama-sama jutaan manusia
lainnya menyaksikan bahwa nubuatan Alkitab itu sudah digenapi, secara akurat.
Nubuatan dalam kitab Hosea dan Mazmur 22 merupakan contoh untuk menunjukkan
bahwa suatu nubuatan berasal dari Allah.
HOSEA 3:4-5
“Sebab lama orang Israel akan diam dengan tidak ada
raja, tiada pemimpin, tiada korban, tiada tugu berhala, dan tiada efod dan
terfim. Sesudah itu orang Israel akan berbalik dan akan mencari TUHAN Allah
mereka, dan Daud, raja mereka. Mereka akan datang dengan gemetar kepada TUHAN
dan kepada kebaikan_Nya pada hari-hari yang terakhir” (Hos. 3:4-4, baca juga
10:1-8).
Ternyata sesudah nubuatan ini, Israel
tidak mempunyai raja atau pemimpin selama bertahun-tahun, tiada korban atau
imam sejak tahun 70 M, tidak ada penyembahan berhala sejak penawanan di Babel.
Sungguh luar biasa, nubuatan itu digenapi, sehingga Hose layak disebut nabi,
karena perkataannya tepat dan akurat.
Contoh kedua adalah Mazmur 22. Di
dalam bagian firman Tuhan ini tertera secara rinci hal-hal yang akan terjadi
dalam peristiwa penyaliban, seoalah-olah pemazmur benar-benar berada dalam
peristiwa itu, meskipun nubuat itu disampaikan satu millennium sebelum terjadinya peristiwa itu. Tidak dapat diragukan
lagi bahwa nubuatan memberikan kenyataan yang actual mengenai kebenaran dan
kekuasaan Alkitab.
BUKTI KEBENARAN
PENAFSIRAN LITERAL (NORMAL)
Penyelidika terhadap nubuatan
Alkitab penting karena membuktikan kebenaran metode penafsiran literal atau
normal, yaitu metode penafsiran yang paling relevan untuk memahami firman
Allah, khususnya bagian-bagian nubuatan. Penggenapan banyak nubuatan seperti
terlihat pada obsevasi di atas membuktikan kebenaran metode penafsiran literal,
yaitu suatu metode penafsiran yang mengartikan maksud suatu teks secara normal
atau wajar. Sebagai contoh: “Wajah kedua orang itu, seperti pinang dibelah
dua.” Arti literalnya dari peribahasa
ini bukanlah wajah keduanya sama dengan buah pinang yang dibelah, tetapi
artinya adalah wajah keduanya mirip sehingga sulit dibedakan. Ternyata arti
kata-kata firman Allah persis sama sebagaaiamana dikatakan. Kata-kata tersebut
tak usah diputarbalikkan untuk mencari arti yang tersebunyi di balik kata-kata
itu. Tak perlu ditafsirkan secara alegori.
Alkitab, memang buku luar biasa
tetapi ditulis bagi orang-orang biasa dengan tujuan agar artinya bida dengan
mudah dipahami, dan dapat dimengeti dari konteks yang tentunya tidak bertentangan
dengan maksud normal dari keseluruhan nasnya.
Penggenapan nubuat dalam kitab
Zakaria merupakan salah satu contoh kebenaran penafsiran literal untuk nubuatan
Alkitab. Di dalam Zakharia 9:9 tertulis:
“Bersorak-soraklah
dengan nyaring, hai puteri Sion, bersorak-sorailah, hai puteri Yerusalem!
Lihat, rajamu datang kepadamu; ia adil dan jaya. Ia lemah lembut dan
mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda.(Za. 9:9)
Terbukti
dalam nubuatan ini digenapi secara literal oleh Tuhan Yesus dalam Matius 21:5:
"Katakanlah
kepada puteri Sion: Lihat, Rajamu datang kepadamu, Ia lemah lembut dan
mengendarai seekor keledai, seekor keledai beban yang muda." (Mat. 21:5).
Contoh lain, di dalam Amos 1:10
dinubuatkan tentang kota tirus yang habis ditelan oleh api api, dan ternyata
kota Tirus benar-benar dibakar habis. Juga nuuatan bahwa Tuhan Yesus akan
bangkit pada hari ketiga, dan hal itu terbukti bahwa Tuhan Yesus memang bangkit
pada hari yang ketiga (Lih. Hos. 6:2 band. Mat. 16:21; 28:1-10).
Karena begitu banyak bukti bahwa
nubuatan-nubuatan itu telah dipenuhi secara tepat, maka patutlah dipercayai
bahwa nubuatan-nubuatan tentang masa depanpun pasti akan digenapi secara literal. Hal ini memberikan kepastian
bahwa Alkitab harus ditafsirkan secara literal
atau normal.
PERSPETIF ILAHI
TENTANG SEJARAH DUNIA TERUNGKAP
Studi terhadap nubuatan alkitabiah
penting karena pasti membantu umat Tuhan untuk mengetahui perspektif Allah
tentang sejarah dunia secara komprehensif. Perspektif nubuatan alkitabiah dapat
membantu melihat sejarah dan kaitan-kaitannya dengan peristiwa yang ada di
dalamnya secara tepat. Fakta sejarah juga menunjukkan, bahwa ada suatu tujuan
dan rencana di balik semua kejadian-kejadian sejarah (theological view), sebab
pada hakekatnya segala sesuatu boleh tertjadi atas seijin Allah (permissive
will), meskipun tidak semua prakara yang berlaku, telah berlaku dibawah
pimpinan Allah (directly purpose). Setan memang penguasaatau penghuni bumi ini,
namun Allah masih tetap pemiliknya, karena Allah tidak pernah menyerahkan bumi
ini kepada Setan. Misalnya nubuatan yang menunjukkan mengapa bangsa-bangsa
bangkit dan jatuh dan mengapa manusia telah tertekan oleh gelombang kemerosotan
moral, seperti yang dikatakan Daniel:
Titah ini adalah menurut putusan para penjaga dan
hal ini menurut perkataan orang-orang kudus, supaya orang-orang yang hidup
tahu, bahwa Yang Mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya
kepada siapa yang dikehendaki-Nya, bahkan orang yang paling kecil sekalipun
dapat diangkat-Nya untuk kedudukan itu. (Dan. 4:17
Hal ini berarti bahwa yang menetukan
dan menempatkan para penguasa atau pemerintah atas pemerintahan suatu bangsa
adalah Allah sendiri. Dia sajalah yang berdaulat atas kerajaan manusia. Apabila
ada penguasa dunia yang sombong yang tidak mengakui akan kuasa dan kedaulatan
Allah atas diri-Nya, maka pemerintahannya akan jatuh seperti yang pernah
dialami oleh raja Nebukadnezar (Dan. 4:25).
PERSPEKTIF
SEJARAH ZAMAN TERJABAR
Pemahaman nubuatan yang Alkitabiah
akan memberikan perspektif yang benar tentang sejarah zaman ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang rumit tentang zaman ini sudah terlebih dahulu
dinubuatkan dalam Alkitab yaitu seperti dalam Matius 13, 1 Timotius 4, 2Petrus
2-3, dan Wahyu 2-3. Nas tersebut di atas dapat menjawab mengapa arah zaman ini
bergerak seperti seperti sekarang ini. Disamping itu kemurtadan dunia
kekristenan maupun bangkitnya guru-guru palzu, juga telah dinubuatkan secara
tegas jauh sebelumnya. Rasul Paulus menulis kepada Timotius dalam suratnya yang
kedua dalam 2 Timotius 3:1-9, bahwa zaman ini akan dipenuhi dengan perkembangan
pendekatan hidup duniawi (Kafir), kenakalan kaum muda, hidup keagamaan yang
hampa, dan banyak orang tidak ppernah dapat mengenal kebenaran. Bagi orang
beriman studi terhadap nubuatan akan menolong mereka untuk menyusun dasar yang
sehat bagi tujuan dan perjalanan hidup mereka.
PERSPEKTIF AKHIR
ZAMAN TERUNGKAP
Pemahaman nubuatan akan memberikan
perspetif Ilahi tentang perkara-perkara akhir zaman. Pelajaran dari apek ini
adalah agar umat Allah memiliki pandangan hidup yang simbang dan sikap yang
benar terhadap hidup ini. Hal yang melanda hidup manusia dalam zaman ini adalah
adanya dua sikap, yaitu pesimistik dan optimistic. Menjadi pesimis terhadap
perkembangan moral dan spiritual yang semakin merosot (2 Tim. 2:13) dan
terhadap usaaha pembangunan organisasi-organisasi gerejawi yang hampa akan
persatuan Roh. Mereka pesimis karena sadar bahwa sekali waktu Antikristus akan
datang dan dengan kedurhakaannya akan mengarahkan semua penyembah keagamaan
bagi dirinya sendiri (2 Tim. 2:24).
Betapa rindunya umat manusia untuk
mengusahakan perdamaian dunia, tetapi bahwa perdamaian sejati tidak akan pernah
datang ke dunia ini sampai Raja Damai itu sendiri yang datang memerintah atas
bumi. Tetapi seorang beriman akan optimis karena mengetahui dari nubuatan bahwa
mereka pasti akan menikmati akhir yang menyenangkan. Setan musuh bebuyutannya
akan diikat, dan akan dihukum Allah (Why. 20:2) dan Tuhan yang telah disalib,
mati dan bangkit akan memerintah sebagai Raja Damai (Why. 20:4-6).
Dengan mempelajari hal-hal yang akan
datang dalam Alkitab, akan mendorong orang beriman aktif melakukan penginjilan
sedunia, karena adanya kesadaran akan hukuman yang dahsyat menanti orang yang
tanpa Kristus (Why. 21:4). Orang beriman juga akan memperhatikan kesucian
hidupnya karena akan adanya pengadilan Kristus.
“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan
Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai
dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat”(2 Kor. 5:10). Dan mereka juga disadarkan bahwa: “Dan dunia ini
sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah
tetap hidup selama-lamanya.” (1 Yoh. 2:17).
SENTUHAN AKHIR
TEOLOGI BIBIKA
Pemahaman
tentang nubuatan adalah merupakan sentuhan akhir (Finishing Touch) dari setiap
doktrin Alkitab, sebab semua doktrin Alkitab hanya bisa dimengerti apabila
disoroti dari nubuatan. Misalnya seperti doktrin Setan (Satanology) akan member
pengertian bahwa akan dihancurkan, sebab penghancuran setan berhubungan erat
dengan keadaan orang beriman kelak yang akan menerima kemuliaan dan memerintah
bersama Kristus, melayani serta berbakti kepada-Nya.
Sementara itu doktrin tentang dosa
(hamartology) menjelaskan tentang akhir dari dosa. Beerdasarkan nubuatan, kutuk
dan akibat yang menimpa binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan dan sebagaiinya,
akan ditiadakan.
Konep gereja (ecclesiology) yang
memperlihatkan bahwa masa depan penuh bahagia dan penuh pengharapan akan
terjadi pada waktu gereja dianggkat sebagai mempelai perempuan tak bercacat,
diubahkan dan diberikan tubuh baru dan akan tinggal bersama Tuhan
selama-lamanya.
Pemahaman Alkitab akan lengkap
apabila disertai dengan studi tentangf nubuatan. Hal ini sungguh akan
menyegarkan dan memuaskan apabila umat Allah mengetahui akhir dari segala
sesuatu.
KEHIDUPAN ORANG
BERIMAN TERARAH
Penyelidikan tentang nubuatan
Alkitab penting, karena akan membantu kita mengerti orang-orang Yahudi (Israel)
dan tempat nereka dalam sejarah dunia. Kita akan mengerti, mengapa orang-orang
Yahudi yang menjadi monument nubuatan Allah disiksa oleh berbagai bangsa
seperti Mesir, Syria, Babel, Persia, Yunani, Roma dan bahkan berserakan
disemenanjung Balkan dan kini bersitegang dengan Negara-negara Islam. Mereka
tersebar dan dianiaya, namun tidak punah dan tidak pula melebur ke dalam bangsa
lain hingga pengembalian mereka ke Palestina akhir-akhir ini.
Beberapa ayat penting di bawah ini
memberikan gambaran tentang nubuatan atas nasib bangsa Israel, seperti yang
terdapat dalam ayat-ayat berikut ini.
Ulangan 28:64-66 sanagat jelas
memberikan deskripsi tentang kondisi penderitaan orang-orang Yahudi ditempat
pembuangan.
“TUHAN
akan menyerakkan engkau ke antara segala bangsa dari ujung bumi ke ujung bumi;
di sanalah engkau akan beribadah kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu
ataupun oleh nenek moyangmu, yakni kepada kayu dan batu. 28:65 Engkau tidak
akan mendapat ketenteraman di antara bangsa-bangsa itu dan tidak akan ada
tempat berjejak bagi telapak kakimu; TUHAN akan memberikan di sana kepadamu
hati yang gelisah, mata yang penuh rindu dan jiwa yang merana. 28:66 Hidupmu
akan terkatung-katung, siang dan malam engkau akan terkejut dan kuatir akan
hidupmu”. (Ul. 28:64-66).
Kejadian 27:29 dibawah ini memberikan
tanggapan tau respon positif atau negate dari setiap orang atau bangsa terhadap
bangsa Israel.
“Bangsa-bangsa
akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah tuan
atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa yang
mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah
ia." (Kej. 27:29)
Didalam Yehezkiel 11:17 Allah
memberikan nubuatan tentang nasib Israel yang berbunyi:
Aku akan menghimpunkan kamu dari bangsa-bangsa dan
mengumpulkan kamu dari negeri-negeri di mana kamu berserak, dan Aku akan
memberikan kamu tanah Israel.
2 Korintus 14-16, menubuatkan
tentang kebutaan Israel terhadap Injil Yesus Kristus, sehingga penginjilan
kurang berhasil terhadap mereka.
Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab
sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka
membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang
dapat menyingkapkannya. 3:15 Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka
membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka. 3:16 Tetapi apabila
hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya. (2
Kor. 3:14-16)
Nas Roma 11:25-25 juga menjelaskan
tentang pelepasan dari kebuataan rohani Israel, namun demikian Rasul Paulus
menasehatkan agar mereka menganggap dirinya pandai.
“saudara-saudara, supaya kamu jangan menganggap
dirimu pandai, aku mau agar kamu mengetahui rahasia ini: Sebagian dari Israel
telah menjadi tegar sampai jumlah yang penuh dari bangsa-bangsa lain telah
masuk. 11:26 Dengan jalan demikian seluruh Israel akan diselamatkan, seperti
ada tertulis: "Dari Sion akan datang Penebus, Ia akan menyingkirkan segala
kefasikan dari pada Yakub. (Rm. 11:25-26)
Nubuat dari zakharia di bawah nini
menyatakan tentang masa pertobatan Israel:
"Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh
permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan
memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti
orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang
menangisi anak sulung.”(Zak. 12:10)
Orientasi hidup yang benar hanya
bisa dimiliki oleh orang percaya yang mengetahui orientasi Ilahi dalam sejarah
manusia. Dan ini hanya bisa diperoleh dengan jalan memahami nubuatan-nubuatan
Alkitab yang akan menumbuhkan ketaatan yang sungguh kepada Allah; serta
memberikan perspetif Ilahi tentang masa lampau, masa kini dan masa depan; juga
memelihara keseimbangan pengertian terhadap firman Allah; dan mengetahui
bagaimana sepatutnya seseorang percaya berdoa. Lihat Chart ke-1 (perkembangan
sejarah Nubuatan) untuk lebih menjelaskan konsep ini.
HUKUM-HUKUM
UTAMA
Bagian ini merupakan kelanjutan dari
alasan keempat tentang pentingnya kita mempelajari nubuatan. Bagian ini sengaja
dibahas secara khusus sebagai penjelasan bagi golongan yang menolak metode
intpretasi (penafsiran) literal sebagai metode yang akurat untuk memahami
teks-teks tentang nubuatan. Mereka ingin menganut suatu pendekatan penafsiran
yang disebut sebagai penafsiran Alegori atau spiritual, suatu metode penafsiran
yang tidak memperhatikan kebenaran normal, melainkan segalanya dipandang
sebagai penyataan figurative atau kiasan belaka. Itulah sebabnya mereka selalu
merohanikan segala pernyataan nubuatan dala Alkitab.
Hukum-hukum utama yang harus
digunakan dalam menafsirkan nubuatan adalah sebagai berikut.
Penafsiran
Literal
Metode pennafsiran literal perlu
diterapkan guna mengantisipasi adanya usaha secara halus untuk mengabaikan teks
Alkitab dengan tujuan menelaraskan Alkitab dengan praduga penafsir. Metode
penafsiran literal merupakan hasil pengamatan terhadap cara Allah menyatakan
dan menggenapi wahyu-Nya, yakni langsung dan sesuai dengan apa kata teks
Alkitab. Perjanjian Bari tidak mengenal cara lain dalam menggenapi nubuatan
Perjanjian Lama kecuali cara literal. Berdasarkan pola penggenapan nubuatan
yang sudah terjadi itu, maka bisa ditarik kesimpulan bahwa itu juga bakal
menjadi pola penggenapan nubuatan yang belum digenapi. Dengan demikian harus
dikatakan bahwa pola yang dpilih Allah untuk menyatakan dan menggenapi
nubuatan-Nya. Dengan kata lain penafsiran literal adalah penafsiran yang
mengikuti pola penafsiran nubuatan-nubuatan dalam Perjanjian Lama yang telah
digenapi oleh Perjanjian Baru.
Harmoni Dengan
Nubuatan Lain
Rasul Petrus menegaskan hal ini
ddalam suratnya yang kedua dalam 2 Petrus 1:20-21 yang mengatakan bahwa tiada
nubuatan yang ditafsirkan secaara tersendiri dan nubuatan harus ditafsirkan
sesuai dengan program ilahi. Tafsiran haruslah mempertimbangkan porsi-porsi
nubuatan yang lain secara menyeluruh, karena tiap nubuatan adalah sebagian dari
skema nubuatan menyeluruh. Dengan demikian satu nubuatan menerangi nubuatan
yang lain. Sebab tidak ada nubuatan yang berdiri sendiri.
Perspetif Dari
Nubuatan
Meskipun nampaknya ada beberapa
nubuatan tersendiri, misalnya seringkali secara menunjukkan pada suatu
penglihatan besar, sehingga harus dikelompokkan dalam satu visi besar. Misalnya
terlihat dalam nubuatan-nubuatan yang berhubungan dengan penawanan di Babel,
peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan hari Tuhan, pengembalian dari
Babel, penyebaran (diaspora) Israel, pengumpulan di amsa datang dari seluruh
penjuru dunia.
Unsur Waktu
Peristiwa-peristiwa
yang barangkali terpisah waktu penggenapannya bisa disatukan ke dalam satu
nubuatan. Misalnya kedatangan Kristus pertama kali (KKPK) dan kedatangan
Kristus Kedua Kali (KKKK) seringkali dinubuatkan bersama-sama meskipun ternyata
ada dua bagian yang terpisah jauh. Kedua peristiwa itu ditempatkan sebagai
saling mendampingi (side by side) namun ternyata keduanya digenapi secara
berjauhan.
Keterputusan
Pada Kristus
Berita-berita nubuatan memusatkan
diri pada pribadi dan perbuatan Yesus Kristus, seperti yang Alkitab katakana
dalam 1 Petrus 1:10-11:
“Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti
oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan
bagimu. 1:11 Dan mereka meneliti saat yang mana dan yang bagaimana yang
dimaksudkan oleh Roh Kristus, yang ada di dalam mereka, yaitu Roh yang
sebelumnya memberi kesaksian tentang segala penderitaan yang akan menimpa
Kristus dan tentang segala kemuliaan yang menyusul sesudah itu.”
Sedangkan
Whyu 19:10 menyatakan:
“Maka tersungkurlah aku di depan kakinya untuk
menyembah dia, tetapi ia berkata kepadaku: "Janganlah berbuat demikian!
Aku adalah hamba, sama dengan engkau dan saudara-saudaramu, yang memiliki
kesaksian Yesus. Sembahlah Allah! Karena kesaksian Yesus adalah roh
nubuat."
Perspektif
Sejarah
Latar belakang nabi dan nubuatan
haruslah diperhatikan sebelum seseorang mengadakan penafsiran. Ini permulaan
usaha guna mengartikan sebuah nubuatan. Nama orang, peta, adat atau kultur,
binatang dan tumbuh-tumbuhan haruslah diperhatikan juga.
Aspek Gramatika
Analisis gramatika ini penting
dilakukan dalam menafsirkan suatu nubuatan, karena kalimat-kalimat yang
terdapat dalam nubuatan tersebut biasanya ditulis menurut hukum tata bahasa dan
struktur tertentu dari si penulis kitab dalam Alkitab. Penafsiran dengan
analisis gramatika ini harus dilakukan supaya tidak kehilangan arti yang
sebenarnya.
The Law Of
Double Reference
Prinsip ini berarti bahwa dua
peristiwa yang kejadiaanya terpisa oleh waktu yang jauh bisa dinyatakan dalam
sebuah nubuatan. Ini terjadi karena seorang nabi memiliki pesan untuk orang
pada masanya, dan sekaligus pesan di masa depan. Prinsip ini juga
memperlihatkan bahwa peristiwa pertama menjadi jaminan bahwa peristiwa lainnya
pasti terjadi.
Bersifat
Konsisten
Suatu metode haruslah digunakan
secara konsisten dalam penafsiran nubuatan. Sebab kesalahan akan terjadi
apabila ada percampuran metode penafsiran.
Bila metode literal atau normal
digunakan, penafsiran harus konsisten menggunakan metode tersebut. Suatu
kenyataan yang bersifat lambang biasanya telah diartikan sendiri oleh Alkitab.
Kata “buah” misalnya dalam Filipi 1:21-22 yang digunakan oleh rasul Paulus,
bila dicari arti normalnya (literal) dalam surat-surat Paulus akan berarti:
1
Karakter
yang indah (Gal. 5:22-23)
2
Karya
Terbaik (Kol. 1:10)
3
Kekayaan
hasil usaha (Fil. 4:19)
4
Keselamatan
Jiwa-jiwa Sesat (Rm. 1:134)
5
Kepujian
dari mulut orang tebusan (Ibr. 13:15-terjemahan bahasa Inggris the fruits of
your lips)
Seorang
penafsir, pengkhotbah, dan pengajar Firman Allah yang mengerti bahwa Firman
Aallah yang dinafaskan Allah (2 Tim. 3:16) adalah termasuk pula dalam
menafsirkan nubuatan yang merupakan dua puluh lima persen (25%) dari seluruh
isi Alkitab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar