Entri Populer

Selasa, 03 Mei 2016

ESKATOLOGI VII



BAB VII
KEDATANGAN KRISTUS KEDUA KALI

            Kedatangan Kristus Kedua Kali merupakan salah satu tema utama dalam Alkitab. Pokok ini banyak dibicarakan baik dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru. Para Rasul dan generasi sesudahnya tetap meyakini bahwa kedatangan Kristus Kedua Kali merupakan peristiwa yang pasti akan terjadi.

Pentingnya Doktrin Kedatangan Kristus Kedua Kali
            Kedatangan Kristus Kedua kali merupakan doktrin yang amat penting untuk dipahami. Pertama, doktrin ini disebutkan lebih dari tiga ratus kali dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Beberapa nas Perjanjian Lama yang membicarakan isu ini adalah Ayub 19:25-26; Daniel 7:13,14; Zakharia 14:4; Malekhi 3:1-2.
            Kedua, doktrin ini merupakan kunci untuk memahami Alkitab sebagai contoh, jabatan Kristus sebagai Raja hanya bisa dipahami secara tepat dari perspektif kedatangan-Nya kedua kali.
            Ketiga, doktrin ini merupakan puncak pengharapan orang-orang percaya. Ini ditegaskan Rasul Yohanes
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. (1 Yoh. 3:2,3)

Keempat, doktrin ini merupakan pendorong bagi orang-orang percaya untuk mewujudkan kehidupan Kristen yang Alkitabiah.

Pandangan Tentang Kedatangan Kristus Kedua Kali
            Pentingnya doktrin Kedatangan Kristus Kedua Kali ini menarik perhatian yang besar untuk mempelajarinya, dan sulit dielakkan bahwa doktrin ini telah menimbulkan beragam pandangan. Pada dasarnya pandangan mengenai kedatangan Kristus Kedua Kali ini bisa dikelompokkan menjadi tiga, yakni Amillenialisme, Postmileenialisme, dan Premillenialisme.

Pandangan Amillenialisme
            Secara sederhana Amillenialisme berarti secara literal pada masa depan tidak aka nada Kerjaan Seribu Tahun yang makmur dan damai di bumi. Kedatangan Kristus Kedua Kali adalah pada akhir periode Gereja. Golongan ini percaya bahwa keadaan orang percaya sekarang ini adalah “Kerajaan Seribu Tahun” itu.
            Adapun urut-urutan peristiwa dimulai dengan suatu masa krisis atau siksaan yang menandai berakhirnya periode gereja. Dalam kondisi gereja yang demikian, Kristus datang dalam kemulian-Nya. Kemudian terjadi kebangkitan umum yang diikuti dengan pengadilan dan kekekalan di bumi.
            Metode interpretasi yang diterapkan para penganut amillenialisme ini adalah dengan mengalegorikan janji-jani Allah bagi Israel sebagai bangsa dan bahwa janji itu dipenuhi oleh Gereja. Dengan cara itu mereka menafsirkan Wahyu 20 dengan menganggap bahwa Kerajaan Seribu Tahun (KST) melukiskan keadaan orang mati dalam Yesus di antara periode kedatangan Yesus Pertama dan Kedua.

Pandangan Postmillenialisme
            Golongan penganut Postmilenialisme percaya bahwa kedatangan Kristus Kedua Kali adalah sesudah kerajaan Seribu Tahun (Millenial Kingdom). Pandangan ini menolak adanya kerajaan Millenium yang ditandai dengan masa penuh kemakmuran dan kedamaian di bumi. Mereka memahami seribu tahun secara alegoris, yakni sebagai symbol bagi masa Gereja. Mereka mengasosiasikan kerajaan Milenium dengan masa gereja. Masa penuh kedamaian dan kemakmuran itu nantinya merupakan hasil perjuanganb gereja yang bekerja keras memberitakan Injil Kerajaan Allah ke seluruh dunia agar setiap orang mengalami karya keselamatan dari Roh Kudus. Pada akhirnya dunia ini akan dikristenkan, dan kedatangan Kristus menjadi penutup aatau akhir periode millennium gereja itu.
            Kedatangan Yesus Kristus Kedua Kali diikuti oleh kebangkitan dan pengadilan missal, dan menjadi tanda awal bagi berlakunya masa kekekalan.

Pandangan Premillenialisme
            Pandangan ini paling banyak dianut oleh kalangan Injili. Golongan ini berkeyakinan bahwa Kedatangan Kristus Kedua Kali akan terjadi sebelum masa Kerajaan Seribu Tahun. Kristus datang memerintah sebagai Raja untuk memerintah kerajaan Damai Sejahtera atau Kerajaan Syalom.
            Urut-urutan peristiwa ditandai dengan berakhirnya periode gereja sebelum masa Tribulasi (Siksaan) dengan pengangkatan gereja sebagai mempelai wanita Kristus (1 Tes. 4:15-17). Setelah gereja diangkat untuk memasuki pesta Anak Domba, di bumi teerjadi siksaan yang sangat dahsyat dan universal (Why. 6-20). Siksaan ini berdurasi sama dengan pesta Anak Domba, yaitu tujuh tahun lamanya. Lalu penghujung masa Tribulasi Besar Kristus datang untu kedua kalinya.
            Peristiwa pertama yang dilakukan Kristus adalah berperang untuk mengalahkan “trtunggal mesum” yakni Setan, Antikristus, dan Nabi Palsu dalam perang Armagedon. Peperangan ini dimenangkan secara gilang gemilang oleh Kristus yang didampingi para saleh-Nya. Iblis kemudian dicampakkan ke jurang maut untuk seribu tahun lamanya. Para sekutunya insane-non insane berada bersama-sama Setan itu.
            Kemenangan besar Kristus ini menjadi awal pendirian Kerajaan Syalom atau Kerjaan Seribu Tahun oleh Kristus di atas bumi ini dengan pusat pemerintahan-Nya di kota Yerusalem, di negeri Israel. Dari saanalah Kristus bersama para saleh-Nya menata kembali bumiyang gersang dan porak poranda akibat murka Allah terhadap Iblis dan seteru-seteru-Nya di sepanjang Tribulasi. Penataan ini selanjutnya akan melahirkan kebenaran dan damai sejahtera di seluruh dunia ini (Dan. 5:24).
            Setelah genap masanya, yakni seribu tahun, aka nada kebangkitan dan penghakiman terhadap orang-orang tidak percaya di sepanjang zaman terdahulu. Peristiwa itu akan disusul dengan pemberontakan Iblis di penghujung Kerajaan Seribu Tahun yang damai tersebut. Vonis pengadilan Kristus di Takhta Putih itu adalah pencampakkan manusia sesat sebagai para terdakwa ke dalam neraka untuk selama-lamanya (Why. 20:11-15). Kemudian penghuni kerjaan Syalom memasuki kekekalan abadi beersama Allah di Sorga Baru dan Bumi Baru untuk sela-lamanya.
            Metode interpretasi yang dipegang oleh kalangan penganut premillenialisme ini ialah yang sederhana, normal/literal (bukan leterlek), historical dan gramatikal, kontekstual. Dengan metode ini pengangkatan gereja “Rature” akan terjadi sebagaimana adanya (pre-tribulasi). Juga Wahyu 20 ditafsirkan sebagai sungguh-sungguh akan terjadi sebagaimana tertulis.

Pandangan Tokoh-tokoh Gereja
            Fakta tentang premillenialisme bukan hanya dibuat oleh para penganjurnya. Bahkan kalangan yang menganut amillenialisme atau postmillenialisme juga memberikan penilaian factual yang jujur tentang premillenialisme.
            O.T. Allis (Prophecy and the Curch), hal. 238, seorang penganut Amillenialisme berkata
            “Premillenialisme dianut secara luas oleh gereja yang mula-mula, namun berapa luas, tidak seorangpun yang tahu. Namun tekanan di mana banyak pengikutnya…, telah menimbulkan berbagai pertentangan terhadapnya; diganti secara luas pula oleh pandangan “rohaniah” dari Agustinus”

“Baru pada awal abad yang lampau pendapat ini menjadi sangat bepengaruh dalam masa modern. Popularitasnya makin bertambah; dan tuntunan yang sering dibuat, ialah bahwa kebanyakan pemimpin Injili di Gereja masa kini, adalah penganut paham premillenialisme.

            Whitby, seorang post-millenialisme, sebagaimana dikutip oleh GNH Peters, Theocratic Kingdom 1, hal. 482, mengatakan:
“Doktrin Milenium atau pemerintahan saleh-saleh di bumi selama 1000 tahun, sekarang ini ditolak oleh orang katholik, namun dianut oleh orang-orang Kristen teerbaik selama 250 tahun pertama sebagai tradisi kerasulan dan paham di mana diberitahukan oleh banyak bapak-bapak gereja abad kedua dan ketiga sebagai kebiasaan Tuhan kita dan murid-murid-Nya dan semuah tokoh-tokoh rohaniawan yang didup sebelum mereka; yang disampaikan dan penafsiran firman seperti itu juga, dan mereka mengatakan bahwa hal itu dianut oleh orang Kristen yang sunggu-sungguh orthodox. Paaham ini tidak saja oleh Papias (di Phyrgia), Nepos, (di Mesir), Apollonaris (di Barat) Methodius (di Selatan), Cyprian Victorinus (di German), tetapi bahkan oleh Tertulian (di Afrika) Lactantius (di Italy), dan oleh konsili Nicea (AD 323).”
            Philip Schaff, history of the Shristian Curch, Jilid II, hal. 614. Golongan Amillenialisme dan postmillenialisme mengalami kenyataan ini, karena memang sejarah mencatat kenyataan tersebut yang tidak bisa dibantah dan sudah bersifat universal. Schaff mencatat:
“Pokok paling menarik dalam eskatologi sesudah kosili Nicea adalah keutamaan paham “chiliasm” atau millenarianism, atau kepercayaan bahwa Kristus akan memerintah secara kelihatan oleh manusia dalam kemuliaan di bumi dengan orang-orang saleh yang bangkit selama 1000 tahun, sebelum kebangkitan dan pengadilan umum.”

Harnach mengatakan bahwa:
“Doktrin tentang KKKK dan Kerajaan itu telah muncul sebegitu awal, sehingga haruslah diragukan apa bila paham ini tidak merupakan bagian hakiki dari agama Kristen” (dikutip oleh Chafer IV, hal 277).
            Eksponen Premillenialisme bernama GNH peters dalam Theocratic Kingdom I (Hal. 494 s/d 496) membagi berbagai pandangan ini ke dalam 3 periode.

Tokoh-Tokoh Premillenialisme Abad !
            Para tokoh Kristen yang bersikap positif terhadap premillenialisme adalah Andreas, Petrus, Filipus, Thomas, Yakub, Yohanes, Matius Aristio, Yohanes Presbyteros. Semuanya dikutip oleh Papias yang menurut Irenius adalah murid Yohanes dan teman dari Polycarpus. Petunjuk-petunjuk ini sepakat bahwa murid-murit memegang pandangan Yahudi abad I tentang pemerintahan Mesias. Mereka bukannya menentang paham itu tetapi sebaliknya mengaikannya dengan KKKK
            Tokoh-tokoh lainnya yang menganut paham ini, ialah Clement dari Roma (Fil. 4:3), yang hidup kira-kira 40-100 M. baenabas, dari Smyrna, murid Yohanes, yang hidup tahung 70-167 M, dan Papia, uskup Hierapolis yang hidup yahun 80-163 M.
            Dipihaklain tak seorang penulispun dapat dikatan sebagai tokoh penentang Premill dalam abad itu. Jadi di samping tokoh-tokoh Kristen yang dianggap sebagai bapak-bapak gereja memegang paham Kerajaan Seribu Tahun dan ditambah dengan kenyataan bahwa tidak ada tokoh Kristen maupun tulisan mereka yang menentangnya, tentu saja inilah paham yang dianut oleh gereja mula-mula oleh bapak-bapak gereja. Ini pula sebagai bukkti bahwa paham Kerajaan Seribu Tahun (KST) adalah ajaran Perjanjian Baru.

Tokoh Premillenialisme Abad II
            Parah tokoh abad ke 2 penganut premillenialisme adalah tokoh-tokoh gereja yang kuat di abad ke II, yakni mereka yang dianggap oleh Gereja Tuhan sebagai bapak-bapak gereja. Mereka di antaranya adalah Ponphinus, (87-177M), Yustinus Martyr (100-168 M), Melito Uskup Sardus (100-190 M), Tatian (130-190), Irenius (140-202 M), gereja-gereja di Niniwe dan Lyons, Tertulian (150-220 M), dan Hippolytus (160-240 M).
            Di pihak lain, tidak ada seorang penulispun dapat dipersembahkan sebagai tokoh penentang Premillenialisme dalam abad ini. Jadi disamping tokoh-tokoh Kristen yang dianggap sebagai Bapak-bapak Gereja yang memegang paham Kerjaan Seribu Tahun dan ditambah dengan kenyataan bahwa tidak ada yang menentangnya, tentu saja inilah paham yang dianut oleh gereja mula-mula, oleh bapak-bapak gereja. Ini pula sebagai bukti bahwa Kerjaan Seribu Tahun adalah ajaran Perjanjian Baru.

Tokoh Premillenialisme Abad III
            Para tokoh Kristen menganut premill pada abad ke III adalah Cyprian, 200-258 M; Commodian, 200-270 M; Nepos, Uskup dari Arsinoe, 230-280 M, coracion, 230-280 M; Victorinu, 240-330 M; Metheodius, 250-330 M. Di antara tokoh-tokoh yang paling tegas berbicara mendukung konsep premill adalah Clement dari Roma (40-100) yang menulis
“Tentang suatu kebenaran, segera dan tiba-tiba akan dibentuknya sebagaimana difirmankan Alkitab katanya, segeralah datang ke Bait Suci-Nya, bahkan Yang Maha Kudus, yang ke pada-Nya kami nantikan.

Yustinus Martyr menulis dala “ Dialog dengan Trypho”
“tetapi saya dan siapa saja yang sehat akalnya dari segala segi sebagai seorang Kristen mengetahui bahwa aka nada kebangkitan dari kematian dan seribu tahun di Yerusalem yang akan di bangun dan diperluas sebagaiamana nabi Yehezkiel dan Yesaya dan yang lainnya menyatakan…”

            Dan selanjutnya, orang tertentu bersama Yohanes, salah seorang murid Kristus, menubuatkan dengan jalan Wahyu yang diperbuat baginya bahwa mereka yang percaya kepada Kristus akan menghabiskan 1000 tahun sebelum kebangkitan dan penghakiman semua orang berlaku.
            Justin dan Tertullia, bersama-sama berpendapat bahwa ada tiga kelas manusia dalam memberikan tanggapan tentang kebangktan tubuh dan Kerajaan Seribu Tahun. Pertama, bidat-bidat (heretics), yaitu mereka yang menolak kebangkitan tubuh dan masa seribu tahun; kedua, orang-orabg ortodoks benar yang menerima kebangkitan (tubuh) dan Kerjaan Kristus diatas bumi; dan ketiga, orang percaya, yang setuju dengan orang-orang benar, namun berusaha mengalegorikan dan merubah ke bentuk metaphor semua Firman Suci yang dimaksudkan bagi pemerintahan Kristus yang wajar, dan mereka cenderung setuju dengan bidat yang menyangkali, dari pada kaum ortodoks yang memelihara pemerintahan Kristus di dunia. Justin menganggap bahwa criteria konservativ sungguh-sungguh terletak pada konsep Premillenialisme.

Antagonisme Terhadap Premillenialisme
            Harus dikatakan bahwa perjuangan kaum reformator merupakan suatu awal dari kebangkitan konsep Premillenialisme. Panggilan mereka untuk kembali pada “Sola Scripture” dengan metode penafsiran literal telah membuka kembali basis Premillenialisme. Ini memulai gerakan kembali kepada azaz yang dianut oleh bapak-bapak gereja mula-mula namun telah diselewangkan oleh Originus dan Agustinus di abad III & IV.
            GNH Peters dalam bukunya The Theocratic Kingdom I (Hal. 538), mengetengahkan beberapa tokoh kuat yang menggerakan kembali paham Premillenialisme, seperti halnya: Sarjana Alkitab yang sehat yaitu Joseph Mede (1586-1638), Tn Brightman (1644), J.A. Bengel (orang terdidik dan saleh, 1687-1752), Tn. Goodwin (1679), Farmet (1660), dan lain-lain.
            Pada abad 19 ini di Amerika Serikat terdapat 360 ekspositor di antara pemimpin-pemimpin dalam sebelas denominasi yang tulisan-tulisannya menunjukkan bahwa mereka menganut/mengajarkan konsep Premillenialisme; 470 penulis dan pendeta di Eropa yang konsisten menguraikan tentang Premill. Elspositor-ekspositor terkenal dalam bidang ini ialah Bengel, Steir, Alford, Lange, Meyer, Fausset, Keach, Ryle, Ellicott, Wescolt, Darby, dam masih banyak yang lainnya.
            Penyebab antagonism terhadap Premillenialisme adalah dasar pemikiran Sekolah Teologia Fisafat Alexandria yang dipimpin oleh Clement dari Alexsadria, dan diteruskan oleh murid-muridnya terutama Originus yang mempopulerkan metode penafsiran alegori. Originus inilah yang mempunyai pengarus luas terhadap dunia Teologia, baik dari segi positif maupun segi negative (merugikan).
            Kebangkitan dalam formula yang lebih sistematik ajaran-ajaran palsu seperti Gnosticism, docetism telah mebuahkan sinkritisme ajaran Kristen. Yaitu menerima sebagian ajaran Alkitabsecara litaral, tetapi dikawinkan dengan faham-faham di atas yang menolak kenyataan bahwa materi itu baik dan riil (tidak jahat dan semu). Bagi mereka masa depan yang begitu adil dan makmur mustahil terjadi di bumi.
            Kebangkitan pikiran anti-Yudaisme oleh orang-orang Kristen oleh karena perlakuan mereka kepada Yesus Kristus. Hal ini disebabkan karena mayoritas orang-orang Kristen terdiri dari orang-orang non Yahudi. Mereka Antagonistik paham Premill, karena dianggap berbau Yahudi.
            Persatuan antara gereja dan Negara oleh Konstantinus yang membawakan sedikit masa kemakmuran. Akan tetapi pembebasan dari penganiayaan kepada orang-orang Kristen telah melemahkan pengharapan KKKK dan menguatkan kerinduan membentuk supremasi temporal dari keristenan sebagai kepenuhan dari janji membawa Kristus, Mesias itu akan memerintah di bumi ini. juga konsep pemerintahan di ahti.
            Pengaruh kuat Agustinus, dengan penafsiran alegorisnya dalam dunia teologia.
            Penekanan/peniadaan/penyembunyian tulisan-tulisan bapak-bapak gereja untuk menghilangkan dan mengurangi pengaruh mereka di mana Premill menjadi salah satu pengajaran hakiki mereka.

Kesimpulan Tentang Kedatangan Kristus Kedua Kali
            Obsevasi terakhir menunjukkan bahwa kedatangan Kristus kedua kali terjadi secara Premillenialisme. Artinya, tidak mungkin ada kerajaan Syalom kalau bukan pribadi sempurna Kristus yang mendirikan dan memerintahnya> Kristus adalah satu-satunya pemimpin ideal untuk semua itu. Kedatangan Kristus Kedua Kali aadalah “Literal Advent,” dan ini berarti kedatangan-Nya harus dengan tubuh yang kelihatan atau visible, yaitu tubuh kebangkitan. Hal ini mutlak untuk memungkinkan suatu pemerintahan yang real/konkrit sesudah penghakiman dunia. Ia datang sebagai Hakim yang Agung dan Raja di atas segala raja.
            Kedatangan Kristus kedua kali adalah penting dan perlu, karena banyaknya nubuatan yang belum terpenuhi, dan hanyaterpenuhi dengan kedatangan-Nya. Berikut adalah nubuatan yang masih akan digenapi.
Ia akan kembali (KPR 1:11)
Orang mati akan mendengar suara-Nya (Yoh. 5:28)
Ia akan melayani hamba-Nya yang menantikan-Nya (Luk. 12:37)
Ia kembali ke atas Bukit Zaitun di mana Ia terangkat waktu naik ke sorga (Zak. 14:4)
Ia akan datang dalam nyala api (2 Tes. 1:8) di awan-awan dari lagit dengan kuasa dan kemuliaan (Mat. 24:30; 1 Pet. 1:7; 4:13), dan berdiri di bumi (Ayb. 14:25)
Saleh-saleh-Nya (gereja) akan kembali bersama Dia ( 1 Tes. 3:13; Yud. 14)
Semua mata akan melihat-Nya (Why. 1:7)
Ia akan menghancurkan Antikristus (2 Tes. 2:8)
Bahwa bangsa-bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan mengadili mereka (Mat. 25:32)
Ia akan duduk pada takhtah-Nya (Mat. 25:31; Why. 5:31)
Ia akan memiliki tajhta Daud. (Yes. 9:6-7; Luk. 1:32; Yeh. 21:25-27), dan pemerintahan itu akan terjadi di bumi (Yer. 23:5-6)
Ia akan memiliki suatu Kerajaan (Dan. 7:13-14; Yes. 9:6)
Ia akan memerintah kerajaan itu bersama-sama saleh-saleh-Nya (Dan. 7:18-27; Why. 5:10)
Segala raja dan bangsa akan melayani Dia (Maz. 72:11; Yes. 46:6-9; Why. 11:15)
Bangsa-bangsa akan berkumpul  kepada-Nya (Yes. 45:23)
Tiap lutut akan bertelut dan mereka akan datang menyembah Sang Raja (Za. 14:6; Maz. 86:9; Fil. 2:11).
Ia akan membangun Sion (Maz. 102:16), dan takhtah-Nya akan berada di Yerusalem (Yer. 2:17; Yes. 33:20-21)
Rasul-rasul akan duduk di atas 12 takhta mengadili kedua belas suku Israel (Mat. 19:28; Lik. 22:28-30)
Ia akan memerintah segala bangsa (Maz. 2:8-9; Why. 2:27)
Ia akan memerintah dengan penghakiman dan keadilan (Maz. 9:9)
Bait Allah Yerusalem akan dibangun kembali (Yeh. 40-48)
Kemuliaan Allah akan datang ke Yerusalem (Yeh. 43:2-5; 44:4; 40:5)
Padang belantara akan menjadi lading yang berbuah banyak (Yes. 35:15).
Padang pasir akan berbunga sebagai mawart (Yes. 35:1-2)
Perhentian-Nya akan bercahaya mulia (Yes. 11:10)

            Program Kerajaan kepada Israel yang begitu jelas dinubuatkan belum pernah dipenuhi, sehingga Kedatangan Kristus Kedua Kali sebagai Raja di Takhta Daud sebagai Mesias adalah bersifat mutlak. Tidak mempercayai Kedatangan Kristus Kedua Kali untuk menjadi Raja di takhta Daud sama dengan menolak eksistensi dari nubuatan-nubuatan sebagai Firman Allah.
            Kedatangan Kristus Kedua Kali akan bersifat visible (kelihatan). Ini merupakan manifestasi penuh kepada seluruh dunia yang dapat dilihat mata oleh setiap insane (KPR. 1:11; Why. 1:7; Mat. 24:30). Manifestasi universal ini disertai dengan manifestasi/penyataan kemuliaan-Nya (Mat. 16:27; 25:31; Why. 14:7; 18:1; 19:1)
            Kedatangan Kristus Kedua Kali tidak hanya bersifat eskatologis, tetapi juga kental dengan sifat praktisnya. Dokktrin tentang kedatangan Kristus Kedua Kali digunakan secara luas.

Sebagai Basis Pengajaran Dan Teguran-Tegiran
Sebagai peringatan agar waspada (Mat. 24:44; 25:13; Mrk. 13:32-37; Luk. 35:38; Why. 16:5)
Sebagai teguran untuk hidup sederhana ( 1 Tes. 5:2-6; 1 Pet 1:3;4;7; 5:8; Luk 12:42-44; 19:12-13)
Sebagai teguran untuk bertobat (KPR 3: 19-21; Why 3:3)
Sebagai teguran agar setia (Mat 25:19-21; Luk 12:42-44)
Sebagai teguran agar tidak malu karena Kristus (Mrk 8:38)
Sebagai teguran menentang keduniawian (Mat 16:26-27)
Sebagai teguran agar hidup tenang (Fil 1:9-10)
Sebagaii teguran agar sabar (Ibr. 10:36-37; Yak. 5:7-8)
Sebagai pengajaran agar mengalahkan daging (Kol. 3:3-27)
Sebagai Teguran tulus (Fil. 1:9-10)
Sebagai teguran agar hidup suci dalam hal-hal praktis (1 Tes 5:23)
Sebagai pengajaran agar melakukan penggembalaan dengan setia (2 Tim 4:1-2)
Sebagai pengajaran agar taat kepada nasehat rasul-rasul ( 1 Tim 6:13-14)
Sebagai teguran agar hidup sebagai gembala yang suci ( 1 Pet 5:2-4)
Sebagai pengajaran agar tetap tinggal dalam Kristus ( 1 Yoh 2:28)
Sebagai pengajaran kesalehan ( 1Yoh 3:2-3)
Sebagai ajaran agar tahan atas percobaan dan ujian iman (1 Pet 1:7)
Sebagai pengajaran agar menanggung derita bagi nama Tuhan (1 Pet 4:13)
Sebagai ajaran agar membentuk hidup rohani yang luhur (2 Pet 3:11-13)
Sebagai ajaran untuk hidup mengasihi sebagai saudara ( 1 Tes 3:12-13)
Sebagai ajaran agar mengingat selalu kewarganegaraan yang ada di Sorga (Fil 3:20-21)
Sebagai ajaran agar kasih kepada KKKK dipertebal ( 2 Tim 4:7-8)
Sebagai ajaran akan penantian kepada Dia (Ibr 9:27-28)
Sebagai ajaran agar memegang teguh pengharapan sampai pada akhirnya (Why 2:25;3:11)
Sebagai ajaran agar berjaga-jaga karena sifat kedatanganNya yang tiba-tiba (Luk 17:24-30)
Sebagai ajaran memasuki penghakiman yang tergesa-gesa (1 Kor 4:5)
Sebagai ajaran yang meyakinkan bahwa Kristus akan menyelesaikan tugasNya (Fil 1:6)
Sebagai ajaran adanya pahala yang akan datang (Mat 19:27-28)
Sebagai ajaran meyakinkan murid-murid agar bersukacita (2 Kor 1:14;Fil2:16; 1Tes 2:19)
Sebagai penghiburan bagi rasul-rasul yang ditinggalkan Yesus Kristus (Yoh 14:3;KPR 1:11)
Sebagai peringatan bahwa itulah peristiwa utama (1 Tes 1:9-10)
Sebagai peringatan akan pengalaman anugerah dan jaminan tak bercela (1 Kor 1:4-8)
Sebagai peringatan akan saat penghakiman bangsa-bangsa yang hidup di dunia (Mat 25:31-46)
Sebagai pengajaran tentang penyempurnaan kebangkitan bagi saleh-salehNya (1 Kor 15:23)
Sebagai ajaran penghiburan (1 Tes 4:14-18)
Sebagai pengajaran yang saat saleh-saleh Tuhan dinyatakan (Kol 3:4)
Sebagai peringatan yang diproklamasikan pada meja perjamuan (1 11:26)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar